Advertisement

Responsive Advertisement

Ya Allah, Aku Lelah



Tidak sedikit orang yang merasa lelah terhadap semua ujian kehidupan. Mulai dari ujian fisik, ujian harta, dan yang paling parah adalah ujian perasaan. Padahal dia sudah berhijrah, sudah beriman kepada Allah, tetapi dia tetap berputus-asa dengan apa yang telah menimpanya. 

Ingatlah.. 

Tidak ada orang yang hidup yang tidak pernah di uji oleh Allah. Mengapa demikian? Karena ujian adalah tabiat dari iman yang tidak bisa dipisahkan dan Allah Swt., menilai seseorang setelah diujinya. Apakah dia tetap beriman, ataukah dia berputus-asa. Dalam Qur'an Surat Al-Ankabut ayat 2 Allah Swt., berfirman:

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ 

" Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?."

Orang yang diuji oleh Alloh adalah orang yang disayangi oleh Allah Swt. Karena tidak mungkin Allah Swt., memberikan ujian yang diluar batas kemampuan hambanya. Dan setiap kesusahan pasti akan ada kemudahan. 

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا 

Lalu apa yang harus kita lakukan agar kita tetap beriman ketika kita ditimpa ujian? 

Hal yang harus kita lakukan ialah bersabar. Karena orang yang beriman pastilah dia orang yang sabar. Dan derajat seorang mukmin itu tergantung dengan tingkat kesabarannya. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Allah berfirman, jika seorang hamba ditinggal mati orang yang paling dicintainya; lalu ia bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, maka tidak ada pahala baginya kecuali surga." (HR Bukhari)

Perlu diketahui, Ujian yang paling berat menimpa kita adalah ujian perasaan. Kadang kita sudah berperilaku baik dan berjuang untuk seseorang, tetapi feedback atau timbal balik yang orang lain berikan kepada kita tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Akhirnya kita tidak menerimanya dan kita menilai orang itu tidak baik bahkan kita sampai mendzolimi orang tersebut. Hati-hatilah jangan sampai kita berbuat seperti itu. 

Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak seperti itu?

Langkah awal yang bisa dilakukan ialah dengan tabayyun atau muhasabah terhadap diri kita sendiri. Jangan sampai kita menilai orang lain tidak baik. Tapi lihatlah diri kita terlebih dahulu. Mungkin diri kita yang tidak ikhlas dan tidak ridho atas apa yang kita lakukan terhadap orang tersebut ketika kita melakukan kebaikan.

Maka janganlah kita mengingat-ingatnya. Justru hal yang kita lakukan adalah melupakan kebaikan yang telah kita perbuat. Dan hal yang harus selalu kita ingat ialah kebaikan orang lain kepada kita. 

Ketika kita ditimpa ujian yang sangat besar, merasa capek dengan kehidupan, janganlah sampai kita mengucapkan Ya Alloh, ujian Mu sangat besar.

Ingatlah....

Tidak ada masalah yang besar, karena Alloh lah yang maha Besar. Janganlah katakan masalahmu besar, karena kita punya Allah yang maha besar. 

Penulis : Tiara Ayu

Posting Komentar

0 Komentar