Advertisement

Responsive Advertisement

Membenahi Hidup yang Berantakan

Hidup sering kali dapat menjadi labirin yang rumit, di mana kita terkadang merasa kehilangan arah atau kebingungan dalam menjalani hari-hari. Bagi sebagian orang, kehidupan yang berantakan dapat menjadi sumber stres dan kecemasan yang mengganggu ketenangan jiwa. Namun, dalam Islam, terdapat pedoman yang jelas dan prinsip-prinsip yang dapat membantu kita membenahi kehidupan yang terasa berantakan ini.

1. Kembali kepada Allah SWT
Langkah pertama yang sangat penting dalam membenahi hidup yang berantakan adalah dengan kembali kepada Allah SWT. Allah adalah sumber kekuatan dan petunjuk bagi setiap manusia yang menghadapi kesulitan. Ketika kita merasa tersesat atau kehilangan arah, Allah menjanjikan bantuan dan petunjuk-Nya kepada hamba-Nya yang bertakwa.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, Surah Al-Ankabut ayat 69:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya:

"Dan orang-orang yang berjihad karena (mencari keridhaan) Kami, sungguh, Kami akan menunjuki mereka ke jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui shalat, dzikir, dan ibadah lainnya, kita mendapatkan ketenangan batin dan arah hidup yang jelas.

2. Muhasabah (Introspeksi Diri)
Membenahi hidup yang berantakan juga memerlukan introspeksi diri yang mendalam. Muhasabah adalah proses penilaian diri secara jujur untuk mengenali kelemahan dan kesalahan yang mungkin telah menyebabkan kekacauan dalam hidup kita. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ وَإِنْ كَانَ كَافِرًا فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ".

Artinya: "Hendaklah kamu takut akan doa orang yang terzalimi, sekalipun ia seorang kafir, karena tidak ada hijab (penghalang) di antara doanya dengan Allah."

Posting Komentar

0 Komentar